04 Januari 2011

Catatan kecil kenangan merapi

salah satu lokasi terjangan lahar
2010/ merapi. lambang kekuatan penguasa bagian utara keraton yogyakarta yang bersanding dengan penguasa laut selatan, sebuah filosofi morfologi rakyat yogya. gunung merapi ini adalah salah satu gunung teraktif di dunia dengan intensitas letusan mencapai 4 sampai 6 tahun sekali. gunung yang terletak diperbatasan jawa tengah dan D.I.Y ini memiliki ketinggian kurang lebih 2968 meter dari permukaan laut terhitung pada tahun 2006 (saat ini kemungkinan menyusut pasca erupsi 2010).

keindahan alam gunung merapi sangat indah, menyajikan udara yang sejuk dan bentang alam yg hijau, selain itu tanah yang subur menghasilkan salak pondoh kualitas wahud dan objek wisatanya adalah anugerah bagi masyarakat sekitar merapi. akan tetapi lain halnya jika merapi mengeluarkan isinya. 

foto awan bulan oktober 2010 jogja
merapi status siaga
ditahun 2010 pada bulan oktober akhir, kepiluan masyarakat sekitar lereng merapi mulai terusik pasalnya pos pemantauan merapi mensinyalir bahwa aktifitas vulkanik merapi meningkat dan berstatus siaga. sempat saya mengabadikan foto2 merapi sewaktu status waspada dari radius 20 km. kala itu merapi hanya mengeluarkan asap putih seperti biasanya. tanggal 26 oktober akhirnya erupsi pertama merapi terjadi, kondisi keawanan saat itu berawan hingga tak dapat terpantau dari jauh. awan panas ini meluncur deras kearah cangkringan dimana kediaman juru kunci gunung merapi mbah marijan berada disana. dari saat itu warga yogya mulai bergegas mengulurkan bantuan, sedangkan masyarakat di lereng sudah di evakuasi sepenuhnya. didaerah yogya sendiri para pengungsi di tempatkan di dua posko, umbulharjo dan hargobinangun. 
posko umbulharjo 10 km dari puncak
umbulharjo terletak kurang lebih 10 km dari puncak merapi sedangkan hargobinangun berada lebih rendah dibandingkan umbulharjo, sekitar 12 km dari puncak. berbondong-bondong bantuan datang dari berbagai penjuru negeri, wartawan pun sangat banyak berdatangan, bahkan dari mancanegara. tanggal 28 oktober, untuk pertama kalinya saya berangkat ke atas sebagai relawan logistik penyuplai kebutuhan para pengungsi. saya tergabung dalam tim relawan dari himpunan jurusan beserta tim pecinta alam yang dari jurusan di kampus. kala itu kita jam 3 sore keadaan awan mendung tidak ada matahari. dengan sepeda motor milik teman (motor saya sudah terlebih dahulu menuju merapi sehari setelah letusan, dipinjam teman yg menjadi relawan akomodasi di posko hargobinangun) saya bergegas menuju posko umbulharjo kondisi sore itu mencekam karena awan tebal menutupi merapi sehingga jika erupsi terjadi tidak akan terlihat. 1 jam perjalanan akhirnya kami tiba di posko, terlihat bantuan yang melimpa didalam gudang, dapur umum yg penuh sesak dengan aktivitas memasak, wartawan, spanduk dari partai politik brand iklan dan lainnya, tentara dan relawan sudah sangat sigap menghadapi para pengungsi yang cukup banyak. kali ini kami hanya bisa membantu logistik berupa pembalut wanita, alat mandi, baju dan bahan makanan. padahal niat kami sebelumnya berharap bisa membantu tenaga di posko tersebut akan tetapi persediaan tenaga sudah memadai disana. tak berada lama di posko umbulharjo kami segera bergegas menuju posko hargobinangun berharap niat kita untuk bisa menyalurkan tenaga bisa terrealisasi. setibanya d posko hargobinangun hujan pun menyambut, langit pun sudah menggelap, tidak jauh berbeda dari posko umbulharjo, kerumunan wartawan dan berbagai spanduk iklan. di posko ini rupanya sedang memerlukan tambahan tenaga, akan tetapi sungguh disayangkan persiapan saya hanya untuk sebentar disana, bukan untuk bermalam di posko, sungguh disesalkan kesempatan emas untuk berbagi tidak bisa terlaksana. setibanya di kampus, kami langsung menbicarakan rencana bermalam di posko pengungsian, dan selanjutnya aku tidak tahu apa keputusan akhir dari pembicaraan kami tadi pasalnya saya masih harus masuk kuliah malam hari sampai jam 21.00 untuk mengantikan kuliah yg tertunda.
keesokan harinya pada tanggal 29 oktober dikampus membuka pendaftaran relawan untuk bermalam di posko untuk membantu. saya adalah salah satu yang mendaftarkan diri untuk ke posko. rencananya sore hari saya beserta rombongan akan berangkat menuju posko hargobinangun, akan tetapi rencana ini pun kembali dibatalkan, entah pertimbangan dari siapa yang jelas alasan mengapa kami tidak jadi berangkat adalah karena minggu depan sudah mulai UTS. mendung tetap menyelimuti kawasan merapi dan sekitarnya tidak tampak dari kejauhan aktivitas merapi yg selalu membuatku penasaran, pada akhirnya malam itu aku habiskan sepenuhnya didalam kos ku.
pagi hari pada tanggal 30 oktober, gempa vulkanik menjadi sarapan pagi setiap hari, selalu aku berusaha mencari siaran berita yg menyiarkan kabar merapi. alangkah terkejutnya aku rupanya radius zona aman merapi sudah diperpanjang menjadi 15 km setelah malam harinya terjadi hujan abu vulkanik yang sangat tebal. kesaksian dari teman saya yang menjadi relawan dari LSM walhi mengatakan pada saat itu kurang lebih pukul setengah 2 malam, kondisi cuaca di posko hargobinangun mendung gelap, keadaan posko sesekali kehilangan daya listrik dan diperparah lagi dengan tidak tersedianya sirine peringatan jika suatu waktu keadaan menjadi darurat. hujan abu vulkanik pun mulai turun, lambat laun semakin tebal dan kemudian terdengar dentaman kuat dari merapi, pengungsi panik, semua orang disana panik kondisi mulai mengerikan, ditengah malam yg dingin dan gelap evakuasi pengungsi besar-besaran pun tak terelakan. ibu-ibu, anak-anak menangis histeris seakan tidak percaya bahwa banyak anak yg terpisah dari orangtuany karena saat itu evakuasi berjalan sangat cepat truk-truk pengangkut pun langsung memuat para pengungsi yg panik. relawan pun di himbau supaya segera turun dari posko. kabarnya pengungsi saat itu ditempatkan di kampus UII yg berjarak kurang lebih 15 km dari puncak merapi. kondisi cuaca yg mendung dan berangin menyebabkan debu vulkanik merapi beterbangan hingga jalan malioboro. di jalan kaliurang pagi hari setelah evakuasi dari posko kondisinya sangat gelap, jarak pandang kendaraan hanya 5 meter, debu dimana-mana bak salju di eropa hanya saja yg ini lebih ke abu-an.

kondisi jalan di depan MONJALI
debu-debu ini sangat berbahaya jika sampai terhirup dan masuk kesaluran pernafasan kemudian mengendap didalam paru-paru. jika sudah demikian maka dapat memacu kanker paru-paru. sebab debu vulkanik adalah debu yang kandungannya mirip dengan unsur-unsur yang ada didalam bebatuan berupa mineral-mineral yang susah diurai oleh alam, selain itu dengan bentuknya yang halus  sekilas jika melihat dengan mata telanjang tidak akan terlihat bahwa debu ini memiliki bentuk yang tajam yang bisa membuat iritasi pada kelenjar sensitif seperti mata dan organ dalam manusia. tindak lanjut agar tidak membahayakan masyarakat adalah dengan pemberian dan penganjuran menggunakan masker saat beraktivitas.

bantuan dari IMTLI
bantuan silih berganti datang, kali ini IMTLI (ikatan mahasiswa teknik lingkungan indonesia) mempunyai agenda yg sama untuk membantu korban bencana merapi, sehubungan jurusan saya termasuk dalam ke anggotaan imtli maka saya dan teman teman yg tergabung di imtli regional 3 (jawa tengah dan yogya) berencana akan menyalurkan bantuan sosial. sempat kami para anggota dari setiap universitas rapat, dan memutuskan untuk menyalurkan bantuan ke posko bencana di daerah magelang.


kondisi motorku kurang sehat pada saat itu, akan tetapi aku harus terus berangkat kesana. hari itu tanggal 31 oktober, kondisi jalan sangat berbeda, debu dimana-mana menyulitkanku untuk melihat jalan, keadaan hari itu tidak jauh berbeda dari hari sebelumnya mendung masih menyelimuti dan sesekali gerimis mengguyur. kurang lebih 30 km dari jalan yogya magelang kami memasuki gang kecil yang akan menuntun kami ke suatu kawasan pe-desa-an dimana terletak posko dari pengungsian gunung merapi. posko ini letaknya sangat terpencil, nama dari daerah itu adalah desa Dukuh, kebanyakan pengungsi di posko ini adalah orang tua yang sudah lansia anak-anak dan balita. di posko ini barulah saya bisa langsung membantu menghibur para pengungsi, dibantu oleh sejumlah relawan dari tim sar D.I.Y kami membuat suatu permainan simulasi yang menyenangkan dan bisa menghibur khususnya anak-anak. saya pun menyempatkan berbincang-bincang dengan pengungsi sekedar menanyakan tempat asal dan suka dukanya berada di pengungsian. para pengungsi sangat tabah menghadapi prihal ini. umumnya mereka ditempatkan ditenda besar milik abri per kampungnya. kendala yang dihadapi adalah masalah toilet dan penerangan, terkadang para pengungsi harus menuju ke sungai terdekat untuk mandi atau buang hajat, sedangkan hal itu sangatlah berrisiko tinggi, karena lahar dingin bisa sewaktu-waktu datang ketika mereka berada di sungai. ada satu hal yang menarik perhatian saya di posko ini, disatu sisi ada posko yang didirikan oleh salah satu universitas dari yogya, ada sekelompok bule yang ikut menghibur para pengungsi (dengan kata lain relawan asing) mereka tidak ikut berbaur dengan relaan lainnya seperti kita, hal ini membuatku bertanya dan mulai penasaran. pada awalnya saya hanya mengabadikan mereka dengan foto, kemudian ada kesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu dari mereka, ketika itu saya langsung mendekati bule itu, dia bernama steven berkebangsaan australia, rupanya dia itu bukanlah relawan kemanusiaan yang dikirim dari negara asalnya, akan tetapi steven ini adalah mahasiswa dari universitas yg mendirikan posko itu, dia adalah mahasiswa jurusan bahasa indonesia. sempat saya menanyakan rekan-rekannya, rupanya mereka ini adalah mahasiswa program pertukaran pelajar antar negara dan mereka ini bukan berasal dari negara yang sama, ada yang dari rusia ingris polandia dan slovakia.

tak lama setelah itu hujan pun turun, dan kami segera bergegas pulang. sangat menyenangkan mendapatkan pengalaman yg berharga bisa berbagi bersama para pengungsi merapi ya walaupun hanya sebentar.

tanggal 2 november, semua mahasiswa di kampus ku serentak mengadakan UTS, semenjak itu aku berhenti sejenak untuk fokus menghadapi UTS. sesekali aku memandangi merapi dari kejauhan yang terus mengeluarkan awan panas dan material vulkanik, bahkan dimalam hari sempat terlihat dengan jelas aktivitas merapi mengeluarkan lava pijar, sayangnya momen ini tak bisa saya abadikan.

kondisi merapi pada tanggal 02/11/10
rumah yg terkena awan panas
hingga masuk awal bulan november, tanggal 4 awan panas kembali turun, langit jogja kembali dipayungi debu vulkanik yang cukup mengganggu penglihatan para pengguna jalan raya. para warga tentunya sudah sangat terbiasa dengan kondisi yang demikian. salah satu profesor dibidang geoligi dari kampus sempat mengulas dan memprediksi bahwasanya sikap gunung merapi yang seperti ini mengambarkan suasana didalam dapur magma diperut merapi, kemungkinan merapi akan tetap seperti ini (mengeluarkan awan panas) selama 3 bulan, atau akan terjadi letusan yang sangat dahsyat. masih ditanggal 4 november menjelang dini hari 5 november, kurang lebih pukul 2 dini hari, merapi kembali bergemuruh, dentuman suaranya saat ini terdengar hingga kos saya yg berjarak 20 km dri puncak. awan panas menerjang kembali daerah sekitar merapi, banyak keluarga yg tidak menyadari bahwa awan panas datang menerjang rumahnya sehingga hingga akhirnya banyak korban yg terpanggang hidup-hidup didalam rumahnya. hujan debu pun berganti dengan hujan pasir dan menurut saksi hidup yg tinggal 15 km dari puncak bahkan merasakan hujan batu krikil. erupsi pada tangal 5 november ini setidaknya menelan korban nyawa sebanyak 150 orang lebih. jumlah ini adalah yg terbesar kedua sepanjang sejarah erupsi merapi.
semenjak erupsi merapi tanggal 5 november itu. pemerintah D.I.Y memerintahkan agar seminggu kedepan (dari tanggal 5) sebagai hari libur bagi pelajar dan mahasiswa. sebab gedung-gedung sekolah dan universitas akan dijadikan sebagai posko pengungsian. untuk pegawai negeri saya tidak tahu apakan diliburkan juga atau tidak. saat itu saya sedang mengadakan UTS dan dikarenakan libur maka saya memutuskan untuk mengungsikan diri ke kota bandung.dan UTS yang belum dilaksanakan diadakan kembali sesuai jadwal yg dosen tentukan.


seiringnya waktu berjalan lambat laun aktivitas merapi pun semakin menurun ditandai dengan awan putih yang merapi keluarkan dan intensitas gempa yang menurun dari aktivitas merapi. di susul dengan diturunkannya status merapi dari awas ke siaga oleh badan mitigasi dan evakuasi bencana. erupsi di tahun ini cukup berdampak bagi masyarakat setempat yg hidup di sekitar lereng merapi. dari erupsi ini merapi mengeluarkan berribu-ribu kubik pasir yang menengelamkan banyak desa serta meluluh-lantahkan kehidupan disana, mematikan aliran sungai, merubah morfologi lahan, memusnahkan habitat hewan menghancurkan hutan, kebun, sawah dan masih banyak lainnya disamping itu merapi masih menghadiahkan lahar dingin yang beras hingga membanjiri pemukiman sekitar kali code di kota yogya serta memutuskan transportasi dari magelang menuju yogya akibat luapan lahar dingin berupa pasir dan batu cadas yg besar. akan tetapi dari semua kejadian ini banyak sekali manfaat yg bisa dipetik, ada hikmah dibalik sebuah musibah.

warga jogja akan terus dan terus mencintai merapi hingga akhir dunia ini.