11 November 2011

Penataan Lahan Pembuangan Sampah Lokal menjadi Pusat Kaki Lima Teknologi Ramah Lingkungan - Pertokoan Puluhdadi, Sleman, Yogyakarta

Oleh: Ario Wicaksono/114080072/TL UPN Veteran Yogyakarta

Lahan adalah suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan masa kini, sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh nyata atas penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini maupun masa mendatang (FAO, 1977). Penggunaan lahan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada masa kini dan dapat memungkinkan terjadinya perubahan tata guna lahan dimasa yang akan datang. Pengelolaan lahan akan sangat baik jika didukung perencanaan yang matang, kematangan perencanaan ini bisa dilihat dari persiapan yang sudah memperhitungkan unsur dari sumber daya alam dan sumber daya buatan yang ada, tidak terkecuali tempat pembuangan sampah lokal. Lahan tempat pembuangan sampah lokal juga harus memenuhi persyaratan yang ada baik dalam skala besar maupun kecil.
Lahan pembuangan sampah lokal yang termasuk dalam objek judul ini adalah tempat pembuangan sampah lokal dalam skala kecil. Dominan yang membuang sampah dilahan tersebut adalah masyarakat sekitar. Biasanya sampah yang mereka buang adalah tebangan kayu-kayu pohon yang tidak terpakai, bahan bekas bangunan yang sudah tidak terpakai, sampah-sampah non-organik dan sampah oraganik. Pengelolaan terhadap sampah-sampah disana adalah dengan dibakar dan didiamkan menumpuk dan kemudian diratakan. Orientasi lahan ini adalah lahan kosong milik pemerintah setempat. Disekelilingnya terdapat kawasan pemukiman mahasiswa berupa bangunan kos-kosan yang hampir mendominasi. Beberapa meter dari lokasi terdapat kawasan pertokoan puluhdadi. Lokasi lahan ini bersinggungan langsung dengan jalan puluhdadi hanya terpisah oleh protoan tempat pepohonan. Pada malam hari, disamping lahan tepatnya didepan pertokoan puluhdadi terdapat warung-warung kaki lima yang berjualan. Selain itu instalasi air bersih sudah tersedia secara baik guna menunjang aktivitas pedagang kaki lima yang ada.
Selama ini para pedagang banyak mengeluhkan tempat dagang mereka jika hujan turun maka banjir akan menggenangi. Melihat adanya kemungkinan potensi baik pada lahan pembuangan sampah lokal tersebut maka saya terfikir untuk menyumbangkan solusi kepada para pedagang untuk membentuk pusat jajanan malam yang target pengunjungnya adalah mahasiswa, mengingat lokasi lahan tersebut berada pada lokasi sangat dominan bangunan kos-kosan mahasiswa. Mengacu kepada Undang-Undang Republik Indoesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bab 1 pasal 1 nomor 3 mengatakan “Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.” Rencana pemusatan aktivitas jual beli pada lohan tersebut diharapkan mampu memperbaik segala aspek baik pedagang dan konsumen, serta dapat membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat yang ada disekitar puluhdadi.
Pada dasarnya proses pengunaan tataguna lahan dilakukan mengikuti tahapan batasan permasalahan dan tujuan, latar belakang penetapan dan peruntukan lahan, rencana persiapan (mengkaji secara komprehensif setiap fungsi lahan), implementasi program-program dan peraturan-peraturan (Noor D,2006).
 Konsep awal dari pusat jajanan malam mahasiswa puluhdadi ini adalah pemanfaatan lahan yang saat ini digunakan untuk tempat pembuangan sampah kemudian akan diubah menjadi pusat jajanan bagi mahasiswa. Dengan demikian tempat pembuangan sampah nantinya akan ditiadakan akan tetapi untuk tempat penampungan sampah akan dipecah per rumah dengan meperhitungkan jumlah orang perbangunan, dengan demikian makan sampah yang dihasilkan bisa dibuatkan/diberikan tempat sampah sesuai volume sampah yang dihasilkan perhari, dan selanjutnya sampah yang dihasilkan akan diangkut dengan kendaraan sampah dan bisa dibuang ke TPA terdekat dari lokasi.
Sementara konsep pusat jajanan malam mahasiswa itu sendiri akan menyuguhkan pemandangan sebuah lahan panjang yang dikanan-kirinya terdapat banyak pilihan jajanan-jajanan malam khas mahasiswa yang harganya cukup terjangkau. selain itu pengunjung juga akan sangat senang dengan kondisi jalan yang bersih dan rapih, sebab lahan ini setelah dibersihkan dari tanah bekas tempat sampah akan dirancang untuk kawasan tangkapan air hujan. Desainnya dari kawasan tangkapan air hujan ini adalah dengan membuat sumur resapan sebanyak efektifitas daya dukung lahan sesuai data primer dari BMKG wilayah Sleman tentang data curah hujan kawasan condongcatur. Menurut SNI No. 02-2453-1991 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi dan jumlah sumur resapan pada pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
  1. Umum : dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari kontaminasi dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk daerah dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik hanya digunakan menampung air hujan dari talang, mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi dan hidrologi.
  2. Pemilihan lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan, permeabilitas yang diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.
  3. Jumlah : penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.
Sumur resapan itu sendiri berupa sumur berukuran minimal dengan kedalaman dangkal. Setelah pembuatan sumur dibagian atas dari sumur akan diberi penutup yang kuat kemudian diberikan lapisan pasir seluas lahan penataan dengan ketebalan tertentu, tujuan dari pemberian lapisan pasir ini adalah untuk mencegahnya terjadinya genangan air ketika musim hujan tiba. Sebab kenyataan dilapangan saat ini apabila musim hujan tiba aktivitas jual beli yang sudah ada sangatlah terganggu oleh genanga air yang mencapai mata kaki, usaha untuk mengatasi genangan ini sudah pernah dilakukan dengan membuat sebuah sumur gali untuk resapan air hujan, akan tetapi akibat tanah yang lebih tinggi dilahan pembuangan sampah dan terjadi erosi oleh air hujan maka sumur resapan yang dibuat pun tidak berfungsi, selain itu nampaknya daya serap sumur tersebut tidak mampu menampung debit air hujan yang ada.
Setelah pemberian lapisan pasir pada lahan penataan kemudian lahan akan dilapisi oleh papingblok, tujuan penggunaan papingblok ini adalah supaya lahan terlihat indah juga papingblok ini akan dengan mudah menyalurkan air ke lapisan pasir dan kemudian air akan masuk ke sumur resapan dan akan dikembalikan ke tanah. Selain itu papingblok ini juga tidak perlu dirusak jika misalkan perlu diadakan penambahan jumlah sumur resapan atau hanya sekedar intuk perawatan sumur, tinggal diambil bagian yang sudah ditandai bahwa dibawah papingblok tersebut terdapat sumur resapan. Tidak lupa disepanjang pinggir jalan diadakan penghijauan dengan menanami pohon jenis kersen (bahasa latinnya tidak tahu) alasan penanaman pohon jenis ini adalah tanaman ini memiliki jenis ranting yang membentang horizontal hal ini akan menimbulkan kesan tempat yang teduh dan rindang, selain itu buah dari tanaman ini rasanya manis dan banyak digemari masyarakat. Selain itu rindangnya pohon kersen akan dihiasi oleh warna-warni lampu lampion, ini akan menambah kesan meriah dari lahan pusat jajanan malam mahasiswa.
Pusat jajanan malam mahasiswa ini akan menempatkan pedagang-pedagang kaki lima disekitar wilayah puluhdadi mengingat tempat yang memiliki ukuran yang tidak terlalu luas untuk menampung banyak pedagang. Nantinya para pedagang akan berjualan pada tempat yang sudah ditentukan. Pada satu pedagang kaki lima disediakan akses air bersih untuk cuci. Lalu para konsumen akan disediakan area makan baik dengan meja dan kursi maupun area makan untuk lesehan.
Kegiatan pemusatan kawasan jajanan ini diharapkan bisa mensejahterakan para pedagang kaki lima dengan persaingan yang sehat, juga dapat memberdayakan masyarakat sekitar, selain itu juga diharapkan dapat merangsang desa-desa yang lain bukan hanya di Sleman tetapi diseluruh Indonesia supaya menyediakan kawasan makan yang bersih aman dan nyaman untuk mencitrakan bahwa jajanan kaki lima Indonesia mampu untuk bersaing dengan rumah makan besar dalam masalah kebersihan dan manfaat yang nanti bisa dirasakan pengunjung yang datang bukan hanya penduduk pribumi tetapi juga turis asing sekalipun bisa merasakan masakan kaki lima tanpa ada keluhan kebersihan. Sebagai penggagas pemikiran hendaknya kita berfikiran yakin dan optimis bahwa manusia akan dapat mengatasi hampir semua masalah, selama ia masih bisa memperoleh energy dan teknologi (Soeriaatmadja,R.E. 1977).



DAFTAR PUSTAKA

·     Putra, Siswanyo., 2009, Konstruksi Sumur Resapan Air, Fakultas Teknik Universita Negeri Padang, Sumatera Barat.
·         Noor,Djauhari., 2006, Geologi Lingkungan, Graha Ilmu,Yogyakarta.
·         Soeriaatmadja,R.E., 1977, Ilmu Lingkungan, Penerbit ITB, Bandung.