Oleh: Ario Wicaksono/114080072/TL UPN Veteran Yogyakarta
Lahan adalah suatu
daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal,
baik yang bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur,
dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi dan populasi tumbuhan dan
hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan masa kini, sejauh
tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh nyata atas penggunaan lahan
oleh manusia pada masa kini maupun masa mendatang (FAO, 1977). Penggunaan lahan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pada masa kini dan dapat memungkinkan terjadinya perubahan
tata guna lahan dimasa yang akan datang. Pengelolaan lahan akan sangat baik
jika didukung perencanaan yang matang, kematangan perencanaan ini bisa dilihat
dari persiapan yang sudah memperhitungkan unsur dari sumber daya alam dan
sumber daya buatan yang ada, tidak terkecuali tempat pembuangan sampah lokal.
Lahan tempat pembuangan sampah lokal juga harus memenuhi persyaratan yang ada
baik dalam skala besar maupun kecil.
Lahan pembuangan sampah lokal yang termasuk dalam objek judul ini adalah
tempat pembuangan sampah lokal dalam skala kecil. Dominan yang membuang sampah
dilahan tersebut adalah masyarakat sekitar. Biasanya sampah yang mereka buang
adalah tebangan kayu-kayu pohon yang tidak terpakai, bahan bekas bangunan yang
sudah tidak terpakai, sampah-sampah non-organik dan sampah oraganik.
Pengelolaan terhadap sampah-sampah disana adalah dengan dibakar dan didiamkan
menumpuk dan kemudian diratakan. Orientasi lahan ini adalah lahan kosong milik
pemerintah setempat. Disekelilingnya terdapat kawasan pemukiman mahasiswa
berupa bangunan kos-kosan yang hampir mendominasi. Beberapa meter dari lokasi
terdapat kawasan pertokoan puluhdadi. Lokasi lahan ini bersinggungan langsung
dengan jalan puluhdadi hanya terpisah oleh protoan tempat pepohonan. Pada malam
hari, disamping lahan tepatnya didepan pertokoan puluhdadi terdapat warung-warung
kaki lima yang berjualan. Selain itu instalasi air bersih sudah tersedia secara
baik guna menunjang aktivitas pedagang kaki lima yang ada.
Selama ini para pedagang banyak mengeluhkan tempat
dagang mereka jika hujan turun maka banjir akan menggenangi. Melihat adanya kemungkinan potensi baik pada
lahan pembuangan sampah lokal tersebut maka saya terfikir untuk menyumbangkan
solusi kepada para pedagang untuk membentuk pusat jajanan malam yang target
pengunjungnya adalah mahasiswa, mengingat lokasi lahan tersebut berada pada
lokasi sangat dominan bangunan kos-kosan mahasiswa. Mengacu kepada
Undang-Undang Republik Indoesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup bab 1 pasal 1 nomor 3 mengatakan “Pembangunan
berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan
hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu
hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.” Rencana pemusatan aktivitas
jual beli pada lohan tersebut diharapkan mampu memperbaik segala aspek baik
pedagang dan konsumen, serta dapat membuka lahan pekerjaan baru bagi masyarakat
yang ada disekitar puluhdadi.
Pada dasarnya proses pengunaan tataguna lahan
dilakukan mengikuti tahapan batasan permasalahan dan tujuan, latar belakang
penetapan dan peruntukan lahan, rencana persiapan (mengkaji secara komprehensif
setiap fungsi lahan), implementasi program-program dan peraturan-peraturan
(Noor D,2006).
Konsep awal
dari pusat jajanan malam mahasiswa puluhdadi ini adalah pemanfaatan lahan yang
saat ini digunakan untuk tempat pembuangan sampah kemudian akan diubah menjadi
pusat jajanan bagi mahasiswa. Dengan demikian tempat pembuangan sampah nantinya
akan ditiadakan akan tetapi untuk tempat penampungan sampah akan dipecah per rumah
dengan meperhitungkan jumlah orang perbangunan, dengan demikian makan sampah
yang dihasilkan bisa dibuatkan/diberikan tempat sampah sesuai volume sampah
yang dihasilkan perhari, dan selanjutnya sampah yang dihasilkan akan diangkut
dengan kendaraan sampah dan bisa dibuang ke TPA terdekat dari lokasi.
Sementara
konsep pusat jajanan malam mahasiswa itu sendiri akan menyuguhkan pemandangan
sebuah lahan panjang yang dikanan-kirinya terdapat banyak pilihan jajanan-jajanan
malam khas mahasiswa yang harganya cukup terjangkau. selain itu pengunjung juga
akan sangat senang dengan kondisi jalan yang bersih dan rapih, sebab lahan ini
setelah dibersihkan dari tanah bekas tempat sampah akan dirancang untuk kawasan
tangkapan air hujan. Desainnya dari kawasan tangkapan air hujan ini adalah
dengan membuat sumur resapan sebanyak efektifitas daya dukung lahan sesuai data
primer dari BMKG wilayah Sleman tentang data curah hujan kawasan condongcatur. Menurut
SNI No. 02-2453-1991 Tentang Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air
Hujan Untuk Lahan Perkarangan diperlukan persyaratan teknis pemilihan lokasi
dan jumlah sumur resapan pada pekarangan, persyaratan teknik meliputi :
- Umum
: dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan longsor, bebas dari
kontaminasi dan pencemaran limbah, untuk meresapkan air hujan, untuk
daerah dengan sanitasi lingkungan yang tidak baik hanya digunakan
menampung air hujan dari talang, mempertimbangkan aspek hidrologi, geologi
dan hidrologi.
- Pemilihan
lokasi : keadaan muka air tanah dengan kedalaman pada musim hujan,
permeabilitas yang diperkenankan 2 –12,5 cm/jam, jarak penempatan
diperhitungkan dengan tangki septik tank 2 meter, resapan tangki septik
tank/cubluk/saluran air limbah 5 meter, sumur air bersih 2 meter.
- Jumlah
: penentuan jumlah sumur resapan air ditentukan berdasarkan curah hujan
maksimum, permeabilitas dan luas bidang tanah.
Sumur resapan itu sendiri berupa sumur berukuran
minimal dengan kedalaman dangkal. Setelah pembuatan sumur dibagian atas dari
sumur akan diberi penutup yang kuat kemudian diberikan lapisan pasir seluas
lahan penataan dengan ketebalan tertentu, tujuan dari pemberian lapisan pasir
ini adalah untuk mencegahnya terjadinya genangan air ketika musim hujan tiba.
Sebab kenyataan dilapangan saat ini apabila musim hujan tiba aktivitas jual
beli yang sudah ada sangatlah terganggu oleh genanga air yang mencapai mata
kaki, usaha untuk mengatasi genangan ini sudah pernah dilakukan dengan membuat
sebuah sumur gali untuk resapan air hujan, akan tetapi akibat tanah yang lebih
tinggi dilahan pembuangan sampah dan terjadi erosi oleh air hujan maka sumur
resapan yang dibuat pun tidak berfungsi, selain itu nampaknya daya serap sumur
tersebut tidak mampu menampung debit air hujan yang ada.
Setelah pemberian lapisan pasir pada lahan penataan
kemudian lahan akan dilapisi oleh papingblok, tujuan penggunaan papingblok ini
adalah supaya lahan terlihat indah juga papingblok ini akan dengan mudah
menyalurkan air ke lapisan pasir dan kemudian air akan masuk ke sumur resapan
dan akan dikembalikan ke tanah. Selain itu papingblok ini juga tidak perlu
dirusak jika misalkan perlu diadakan penambahan jumlah sumur resapan atau hanya
sekedar intuk perawatan sumur, tinggal diambil bagian yang sudah ditandai bahwa
dibawah papingblok tersebut terdapat sumur resapan. Tidak lupa disepanjang
pinggir jalan diadakan penghijauan dengan menanami pohon jenis kersen (bahasa
latinnya tidak tahu) alasan penanaman pohon jenis ini adalah tanaman ini
memiliki jenis ranting yang membentang horizontal hal ini akan menimbulkan
kesan tempat yang teduh dan rindang, selain itu buah dari tanaman ini rasanya
manis dan banyak digemari masyarakat. Selain itu rindangnya pohon kersen akan
dihiasi oleh warna-warni lampu lampion, ini akan menambah kesan meriah dari
lahan pusat jajanan malam mahasiswa.
Pusat jajanan malam mahasiswa ini akan menempatkan
pedagang-pedagang kaki lima disekitar wilayah puluhdadi mengingat tempat yang
memiliki ukuran yang tidak terlalu luas untuk menampung banyak pedagang.
Nantinya para pedagang akan berjualan pada tempat yang sudah ditentukan. Pada
satu pedagang kaki lima disediakan akses air bersih untuk cuci. Lalu para
konsumen akan disediakan area makan baik dengan meja dan kursi maupun area
makan untuk lesehan.
Kegiatan pemusatan kawasan jajanan ini diharapkan
bisa mensejahterakan para pedagang kaki lima dengan persaingan yang sehat, juga
dapat memberdayakan masyarakat sekitar, selain itu juga diharapkan dapat
merangsang desa-desa yang lain bukan hanya di Sleman tetapi diseluruh Indonesia
supaya menyediakan kawasan makan yang bersih aman dan nyaman untuk mencitrakan
bahwa jajanan kaki lima Indonesia mampu untuk bersaing dengan rumah makan besar
dalam masalah kebersihan dan manfaat yang nanti bisa dirasakan pengunjung yang datang
bukan hanya penduduk pribumi tetapi juga turis asing sekalipun bisa merasakan
masakan kaki lima tanpa ada keluhan kebersihan. Sebagai penggagas pemikiran
hendaknya kita berfikiran yakin dan optimis bahwa manusia akan dapat mengatasi
hampir semua masalah, selama ia masih bisa memperoleh energy dan teknologi
(Soeriaatmadja,R.E. 1977).
DAFTAR
PUSTAKA
· Putra, Siswanyo., 2009, Konstruksi Sumur
Resapan Air, Fakultas Teknik Universita Negeri Padang,
Sumatera Barat.
·
Noor,Djauhari., 2006, Geologi
Lingkungan, Graha Ilmu,Yogyakarta.
·
Soeriaatmadja,R.E., 1977, Ilmu Lingkungan,
Penerbit ITB, Bandung.